Kelas Sore HIMAS1STIK Belajar Fotografi Strobist dan Refleksi Kebebasan Pers - HIMAS1STIK UNIB
Himpunan Mahasiswa S1 Jurnalistik

Selasa, 23 September 2025

Kelas Sore HIMAS1STIK Belajar Fotografi Strobist dan Refleksi Kebebasan Pers

 

Sesi praktik langsung peserta memotret talent


JUBER NEWS Himpunan Mahasiswa S1 Jurnalistik (HIMAS1STIK) kembali menggelar Kelas Sore dengan tema Silent Press, pada Senin (22/9/2025), di Rawa Makmur.

 

Tema Silent Press digambarkan layaknya keluar dari penjara, yang menjadi simbol refleksi atas kebebasan pers.

 

Kegiatan ini menghadirkan pemateri Deko Furnomo, S.I.Kom, yang membawakan materi teknik Strobist sekaligus refleksi isu kebebasan pers.

 

Materi yang diajarkan berfokus pada teknik fotografi strobist, yaitu penggunaan flash eksternal untuk menciptakan pencahayaan kreatif.

 

Enggar Dwi Abimayu, selaku ketua panitia menjelaskan bahwa kegiatan ini bermula dari keresahan terhadap isu kebebasan pers yang kerap dibatasi dan teknik fotografi Strobist masih jarang dipelajari mahasiswa.

 

Melalui Silent Press, kami ingin menghadirkan ruang refleksi dan diskusi tentang bagaimana pers seharusnya bekerja tanpa tekanan. Teknik fotografi strobist saat ini juga masih kurang familiar, khususnya di kalangan mahasiswa. Inilah yang menjadi tujuan utama kami mengangkat tema ini, supaya peserta bisa mengenal teknik baru sekaligus menghubungkannya dengan isu kebebasan pers, katanya.

 

Acara berlangsung dalam tiga sesi, mulai dari penyampaian materi, tanya jawab, hingga praktik langsung. Dalam praktik, peserta mencoba memotret dengan teknik Strobist secara bergiliran, dibantu talent dan pendamping.

 

Tersedia dua orang talent sebagai objek pemotretan, sehingga bisa langsung menguji kemampuan memotret dengan flash eksternal dan peserta juga dibimbing oleh tim pendamping untuk memastikan praktik berjalan lancar.

 

Fotografi itu bukan sekadar menghasilkan gambar bagus. Melalui cahaya, kita bisa menyampaikan pesan kuat, bahkan kritik sosial. Inilah yang kita hubungkan dengan tema kebebasan pers, ujar Deko dalam penyampaian materinya.

 

Salah satu peserta, Nanda Kuncoro mengaku kegiatan ini memberikan pengalaman baru sekaligus pandangan berbeda tentang fotografi.

 

Saya tertarik karena temanya unik, menggabungkan fotografi dengan isu kebebasan pers. Selain itu, materinya cukup menarik dan praktis, pemateri juga menjelaskan dengan sederhana sehingga mudah dipahami, jelas Nanda.

 

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini membuka wawasan baru baginya kelas sore ini penting untuk dilaksanakan secara rutin.

 

Yang paling berkesan tentu praktik langsung, karena dari situ saya bisa memahami bagaimana cahaya mengubah makna sebuah foto. Kegiatan seperti ini bukan hanya menambah pengetahuan, tapi juga mengasah keterampilan praktis mahasiswa di luar kelas. Jika dilakukan terus-menerus, pasti bisa mendukung pengembangan kreativitas dan kepekaan mahasiswa terhadap isu sosial, ungkapnya.

 

Kepala Bidang Photography and Cinematography (PHCT), Aldi Jansel turut menyampaikan harapannya.

 

Semoga dengan adanya kelas sore ini, teman-teman mahasiswa angkatan 2025 dapat memperoleh ilmu baru dan mampu menerapkannya di masa mendatang. Pembelajaran yang diberikan tidak hanya untuk dipahami dalam satu hari, melainkan harus terus digunakan dan dikembangkan di kemudian hari, ujarnya.

 

Dengan suasana santai namun penuh diskusi, Silent Press menutup rangkaian kegiatan dengan kesan hangat. Kegiatan ini menegaskan bahwa kelas Sore tidak hanya menjadi ruang belajar fotografi, tetapi juga ruang refleksi kritis mahasiswa terhadap isu kebebasan pers.

 

Reporter : Helma Liani Putri

Editor : Riena Febriani Carollin


Share with your friends

Add your opinion
Disqus comments
Notification
Welcome to official website of HIMAS1STIK FISIP UNIB.
Done